OBAT COVID-19 SUDAH DITEMUKANN??
Pandemi sudah berakhir??
- part
III -
Pandemi
Covid-19 yang belum juga usai, menimbulkan banyak kekhawatiran bagi masyarakat
dunia. Pandemi yang dahulu ramai diperhitungkan akan berakhir pada bulan Juni
2020 ini, nyatanya semakin meningkat bahkan hingga akhir bulan Juni 2020. Di
Indonesia saja, apabila dilakukan pencarian “statistic corona di Indonesia”
melalui google, gambar statistic yang ditunjukkan terlihat cenderung naik.
Berbagai
jenis obat yang kabarnya sudah mencapai 40 jenis obat juga diteliti untuk mengetahui apakah
kandungannya mampu menyembuhkan Covid-19 atau tidak. Penasaran obat apa yang
digunakan?? Yuk simak lanjutan bahasan berikut ini!
3.
Hydroxychloroquine
Hydroxychloroquine
diklaim dapat menyembuhkan covid-19, namun hal ini masih memerlukan uji klinis
lebih lanjut. Hydroxychloroquine sendiri adalah obat untuk mengatasi penyakit
rheumatoid arthritis dan lupus yang merupakan penyakit autoimun.
Obat
ini juga umumnya digunakan untuk obat anti malaria dan termasuk obat keras yang
penggunaannya dibawah pengawasan dokter. Dilansir pada laman farmasetika, sebelumnya,
WHO merekomendasikan untuk menghentikan uji klinik Hydroxychloroquine untuk
pengobatan covid 19 setelah adanya publikasi penelitian The Lancet yang
menunjukan obat ini mungkin dapat meningkatkan kematian. Namun penelitian ini
masih menjadi perdebatan oleh para ilmuwan.
Sebagian besar ahli kesehatan pun melarang penggunaan
Hydroxychloroquine untuk menangani covid-19. Ahli jantung dari Cleveland
Clinic, Steven Nissen, dan spesialis perawatan darurat Abhijit Duggal
memaparkan penggunaan hydroxychloroquine bisa menimbulkan efek samping serius.
Oleh karena itu, penggunaan obat ini, masih menimbulkan banyak perdebatan.
BPOM RI telah melakukan kajian terhadap obat ini dan
mengeluarkan rilis informasi keamanan penggunaan obat Hydroxychloroquine bagi
pasien Covid-19 yang menyatakan bahwa Klorokuin dan Hydroxychloroquine tetap
dipergunakan di Indonesia dalam terapi Covid 19 dengan pengawasan dokter yang
menangani, serta digunakan dalam batas aman karena dosis yang digunakan lebih
rendah dan durasi penggunaan yang lebih pendek dibandingkan dengan uji klinis
yang digunakan di mancanegara.
Dari informasi
yang didapat melalui laman drugbank.ca, mekanisme pasti hydroxychloroquine
tidak diketahui. Namun telah ditunjukkan bahwa hydroxychloroquine terakumulasi dalam lisosom parasit malaria
dan meningkatkan pH vakuola. Aktivitas ini mengganggu kemampuan parasit untuk
mempolimerisasi hemoglobin, mencegah pertumbuhan normal dan replikasi parasit.
Akumulasi
hydroxychloroquine dalam organel manusia juga meningkatkan pH, yang menghambat
pemrosesan antigen, mencegah rantai alfa dan beta dari dimerisasi kompleks II
(MHC) kelas II dari dimerisasi, menghambat penyajian antigen sel, dan
mengurangi respons inflamasi. Peningkatan pH dalam organel, mencegah partikel
virus (seperti SARS-CoV dan SARS-CoV-2) untuk fusi dan masuk ke dalam sel.
Sejak terjadinya wabah COVID-19, beberapa penelitian yang melaporkan Hydroxychloroquine
(disingkat HCQ) menunjukkan aktivitas antivirus terhadap SARS-CoV-2. Namun, HCQ
memiliki beberapa efek samping dan peringatan, termasuk kebutaan. Gagal
jantung, dan toksisitas ginjal, terutama ketika dikonsumsi dalam dosis yang
tinggi. Efek samping ini dapat mengkhawatirkan bagi kasus COVID-19 karena kita
tidak mengetahui secara pasti dosis atau lamanya pemberian terapi. Selain itu,
sudah banyak pasien COVID-19 yang memiliki riwayat kesehatan tertentu sehingga
dosis HCQ yang tinggi dapat berakibat fatal (Alanaggreh et al., 2020).
Adapun hal lain
yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan obat ini, yaitu Hydroxychloroquin
akan menimbulkan reaksi tertentu apabila berinteraksi dengan beberapa obat atau
kandungan berikut :
- Insulin dan obat anti diabetik lainnya: Hydroxychloroquin dapat meningkatkan efek hipoglikemik
- Obat-obat yang memperpanjang interval QT meningkatkan potensi kejadian aritmia jantung
- Antasid dan kaolin menurunkan absorpsi Hydroxychloroquin.
Lantas, bisakah
pandemi ini dianggap selesai dengan adanya obat ini???
No comments:
Post a Comment