Salah satu fenomena umum yang sering kita jumpai adalah luka berdarah akibat kecelakaan ataupun cedera ringan hingga berat. Ketika perdarahan hebat terjadi, tubuh bisa kehilangan darah dalam jumlah besar dan apabila tidak segera ditangani, keadaan ini dapat menyebabkan syok, kegagalan organ, bahkan kematian.
Keterlambatan dalam mengidentifikasi perdarahan masif pada pasien trauma di tahap pra-rumah sakit dapat meningkatkan risiko kematian hingga tiga kali lipat (Wohlgemut et al., 2024).
Mengapa Setiap Orang Perlu Tahu STOP THE BLEED?
Perdarahan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja baik di rumah, tempat kerja, atau di jalan. Tidak selalu ada tenaga medis di lokasi kejadian, peran orang sekitar sangat menentukan keselamatan korban. Semakin cepat dan tepat tindakan dilakukan, semakin besar kemungkinan korban selamat. Untuk itu pengetahuan tentang pertolongan pertama dalam mengatasi perdarahan sangat dibutuhkan, sehingga siapapun dapat menjadi penolong yang berperan besar dalam menyelamatkan nyawa. Perlu diingat, jika perdarahan luka berat tidak bisa diatasi sendiri, segera cari pertolongan medis untuk menghindari kehilangan banyak darah.
Lalu, Apa yang Harus Kita Lakukan?
Tips menghentikan perdarahan dengan (STOP THE BLEED):
1. Hentikan perdarahan dengan cepat
Berikan tekanan langsung pada bagian yang berdarah. Tindakan ini dapat dilakukan menggunakan kain steril (jika ada) atau kain bersih. Tekanan ini penting untuk membantu menghentikan aliran darah secepat mungkin. Tetap pertahankan tekanan selama beberapa menit tanpa melepasnya dan jangan angkat kain untuk melihat apakah darah sudah berhenti, karena bisa mengganggu proses pembekuan darah.
(Sumber: MedlinePlus Medical Encyclopedia, n.d.)
Selain itu, penekanan bisa dilakukan secara langsung di titik nadi besar tubuh. Namun teknik ini hanya bersifat temporary measure dan dilakukan sambil menunggu tindakan definitif seperti pembalutan Titik-titik nadi besar yang umum digunakan yaitu arteri karotis, radialis, brachialis, femoralis, temporalis, facialis, dan subklavia.
(Sumber: X (@drphiliplee1), 2020)
2. Bersihkan area luka
Bersihkan area luka dari benda yang mengganggu seperti pasir atau serpihan kecil. Namun perlu diingat untuk benda yang tertancap tidak dicabut, tindakan tersebut hanya boleh dilakukan di rumah sakit oleh tenaga medis untuk menghindari perdarahan yang lebih parah.
3. Lakukan pembalutan pada luka
Balut luka dengan perban atau kain dan pastikan balutan cukup kuat untuk mempertahankan tekanan tetapi tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat sirkulasi darah.
(Sumber: First Aid Manual (Austin et al., 2014))
Cara membalut luka
- Dahi dan kepala
Untuk membalut luka di kepala dengan kain mitela, posisikan kain menutupi area luka lalu ikat ujung-ujungnya dengan benar. Jika luka berada di bagian depan kepala, ikat kain di bagian belakang. Sebaliknya, jika luka berada di bagian belakang kepala, ikat kain di bagian depan.
(Sumber: Ensiklopediapramuka, 2012)
- Dagu, hidung, telinga dan mata
Untuk membalut luka di dagu, hidung, telinga dan area mata dapat menggunakan kain mitela yang dibentuk seperti dasi (dilipat memanjang).
(Sumber: Ensiklopediapramuka, 2012)
- Dada
Untuk membalut dada, mitela dilipat tepi beberapa kali lalu diletakkan di area luka, ujung mitela dimasukkan di sela-sela ketiak dan diikat di bahu.
(Sumber: Ensiklopediapramuka, 2012)
- Tangan dan kaki
(Sumber: Ensiklopediapramuka, 2012)
4. Elevasikan atau tinggikan
Elevasikan/posisikan bagian tubuh yang mengalami perdarahan lebih tinggi dari jantung jika memungkinkan. Tujuanya adalah untuk mengurangi dan memperlambat aliran darah ke area tersebut sehingga perdarahan lebih mudah dihentikan.
5. Periksa sirkulasi
Periksa sirkulasi pada bagian tubuh yang paling jauh dari jantung (seperti jari tangan atau kaki) berupa pengecekan CRT (Capillary Refill Time) dengan menekan kuku selama beberapa detik hingga tampak pucat, kemudian lepaskan tekanan. Jika warna tidak kembali dalam dua detik, berarti balutan terlalu kencang, maka bisa longgarkan sedikit balutannya.
Dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, kita semua bisa berperan penting dalam menghentikan perdarahan di situasi darurat. Ingat, dalam kasus perdarahan, setiap detik sangat berharga. Mari tingkatkan kesadaran dan kemampuan kita agar bisa bertindak cepat dan tepat. Siapa pun bisa menjadi penolong—bukan sekadar penonton.
Referensi
Wohlgemut, J. M., Pisirir, E., Stoner, R. S., Kyrimi, E., Christian, M., Hurst, T., Marsh, W., Perkins, Z. B., & Tai, N. R. M. (2024). Identification of major hemorrhage in trauma patients in the prehospital setting: diagnostic accuracy and impact on outcome. Trauma Surgery & Acute Care Open, 9(1). https://doi.org/10.1136/TSACO-2023-001214
Australian and New Zealand Committee on Resuscitation. (2025). Guideline 9.1.1 – First aid for management of bleeding. ANZCOR. https://www.anzcor.org/home/first-aid-management-of-injuries/guideline-9-1-1-first-aid-for-management-of-bleeding/
Ensiklopediapramuka. (2012). PPPK : Jenis dan Cara Pembalutan. ENSIKLOPEDIA PRAMUKA. https://www.ensiklopediapramuka.com/2012/10/pppk-jenis-dan-cara-pembalutan.html
First aid: bandaging. (n.d.). Saint Luke’s Health System. https://www.saintlukeskc.org/health-library/first-aid-bandaging
How to treat severe bleeding. (n.d.). https://www.sja.org.uk/get-advice/first-aid-advice/bleeding/severe-bleeding/
No comments:
Post a Comment