TBC Masih Mengintai: Apa yang Harus Kita Lakukan?
Tahukah kamu bahwa Indonesia termasuk negara dengan kasus TBC terbanyak di dunia?
Dikutip dari laman Yayasan KNCV Indonesia (2022), Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah penderita TBC terbanyak di dunia setelah India.
Sumber: Yayasan KNCV Indonesia, 2022
Data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI (2023) melaporkan sebanyak 824.000 kasus TBC dengan 93.000 kematian akibat TBC setiap tahun, dari data ini hanya 60% kasus TBC yang terdiagnosis, sisanya menjadi sumber penularan diam-diam.
Apa Itu TBC? Yuk Kenali dari Awal!
TBC (Tuberkulosis) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menular melalui udara saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga sering dikenal dengan istilah Basil Tahan Asam (BTA).
Penderita TBC dapat menunjukkan gejala sebagai berikut.
Batuk > 2 minggu
Batuk berdahak
Batuk berdahak dapat bercampur darah
Nyeri dada dan sesak nafas
Kelelahan
Penurunan nafsu makan sampai penurunan berat badan
Demam menggigil disertai keringat pada malam hari
Tuberkulosis menular melalui udara, terutama saat penderita batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi. Akan tetapi hanya penderita TBC aktif yang bisa menularkan.
Pasien yang dicurigai TBC harus menjalani pemeriksaan bakteriologis, seperti tes dahak, kultur, identifikasi Mycobacterium tuberculosis, atau metode diagnostik cepat yang direkomendasikan WHO. Penderita TBC akan menunjukkan BTA positif dalam pemeriksaannya. Pemeriksaan penunjang lain dapat dilakukan melalui rontgen paru.
BCG: Vaksin TBC untuk Bayi, Apa Manfaatnya?
Seseorang dapat terhindar dari penyakit TBC melalui vaksin. Vaksin TBC, atau yang dikenal sebagai vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) telah digunakan selama hampir satu abad dan bagian dari program imunisasi rutin di berbagai negara, termasuk Indonesia. Vaksin BCG berfungsi untuk melindungi anak dari infeksi dan bisa berubah menjadi TBC aktif dewasa. Selain itu, BCG juga dapat mencegah bentuk berat TBC pada anak-anak, khususnya meningitis dan TB disseminata, yang bisa berakibat fatal.
Vaksin BCG diberikan segera setelah lahir terutama di negara dengan sebab TBC tinggi seperti rekomendasi dari WHO. Jika tertunda pemberiannya maka bisa diberikan bersamaan vaksin DPT pada usia 6 minggu. Vaksin ini memiliki efektivitas tinggi dan merupakan perlindungan jangka panjang yang bisa bertahan hingga 15-20 tahun.
BCG tetap relevan karena menyelamatkan anak dari TBC berat dan Merupakan satu-satunya vaksin TBC saat ini, memberikan garis pertahanan awal sampai vaksin yang lebih baik tersedia .dan menjadi pelindung utama sampai vaksin baru tersedia.
Ada Vaksin TBC Baru untuk Dewasa? Ini Faktanya!
Berbeda dengan vaksin BCG yang diberikan pada saat bayi, pada tahun 2000-an mulai dikembangkan vaksin TBC untuk kalangan remaja dan dewasa, yaitu vaksin Kandidat M72/AS01E yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi GlaxoSmithKline dan dikoordinasikan oleh Bill & Melinda Gates Medical Research Institute. M72/AS01E adalah kandidat vaksin yang mengandung protein fusi rekombinan M72 yang terdiri dari dua antigen Mycobacterium tuberculosis (Mtb32A dan Mtb39A), serta adjuvan AS01E yang berisi MPL dan QS-21 dalam bentuk liposom. Kombinasi ini dirancang untuk merangsang respon imun seluler yang kuat, sehingga dapat mencegah infeksi laten TBC berkembang menjadi penyakit aktif.
Singkatnya, vaksin M72 diperuntukkan bagi remaja dan dewasa yang telah terinfeksi TBC (terbukti melalui hasil positif uji tuberkulin atau IGRA) namun belum menunjukkan gejala. Sementara itu, vaksin BCG diberikan kepada bayi sehat yang belum terinfeksi TBC sebagai langkah pencegahan primer.
Sumber: Medevac, 2025
Uji klinis M72/AS01E tahap 2b telah dilakukan di beberapa negara yaitu Kenya, Afrika Selatan dan Zambia. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian dua dosis M72/AS01E berhasil mengurangi perkembangan penyakit TB aktif dengan efikasi 50% pada orang dewasa HIV-negatif dengan infeksi Mycobacterium tuberculosis laten dengan jangka waktu perlindungan setidaknya 3 tahun. Saat ini uji klinis tahap akhir (fase 3) tengah dilakukan dengan tujuan untuk memastikan apakah vaksin M72/AS01E benar-benar aman serta mengidentifikasi potensi efek samping yang mungkin timbul. Tahap ini menjadi langkah penentu sebelum vaksin dapat digunakan secara luas oleh masyarakat. Proses uji klinis secara keseluruhan diperkirakan akan rampung pada penghujung tahun 2028.
Mulai dari Rumah, Ini Cara Sederhana Cegah TBC !
Sekalipun kita telah mendapatkan vaksin BCG atau mungkin vaksin M72/AS01E suatu saat nanti, ada hal yang tak kalah penting untuk menjadi fokus kita yaitu upaya pencegahan TBC. Vaksin memang menjadi salah satu bentuk perlindungan, namun keberhasilan pengendalian TBC tidak hanya bergantung pada hal tersebut. Diperlukan keterlibatan aktif masyarakat dalam pencegahan serta pemutusan rantai TBC. Beberapa upaya pencegahan TBC yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:
Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) memiliki peran penting dalam mencegah penularan TBC. Mencuci tangan dengan air dan sabun, makan makanan bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik, serta mengatur gaya hidup seperti istirahat dengan cukup, menghindari merokok dan minuman beralkohol dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tubuh bisa terhindar dari berbagai penyakit, termasuk TBC.
Mengatur ventilasi di rumah dan tempat bekerja
Bakteri TBC bisa bertahan di udara dalam waktu yang cukup lama terutama jika ruangan gelap dan lembab. Untuk itu, mengatur dan meningkatkan ventilasi sangat dianjurkan agar sirkulasi udara menjadi lebih baik sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya perkembangan dan penularan TBC.
Menerapkan etika batuk
Menutup mulut saat batuk atau bersin serta menjaga tangan tetap bersih dapat membantu mencegah penyebaran penyakit pernapasan. Berikut cara atau etika batuk yang dapat diterapkan.
Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin menggunakan tisu atau jika tidak ada gunakan siku bagian dalam
Buang tisu bekas segera ke tempat sampah tertutup
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau gunakan hand sanitizer
Menggunakan masker saat sedang sakit maupun saat berinteraksi dengan orang yang sakit.
Sumber: Kemenko PMK, 2023.
Melakukan deteksi dini dan pengobatan TBC
Deteksi dini dan pengobatan merupakan langkah krusial dalam memutus rantai penularan TBC. Jika seseorang mengalami gejala TBC seperti batuk berdahak lebih dari dua minggu, penurunan nafsu makan dan berat badan, atau demam di malam hari yang berkepanjangan dan gejala lainnya, maka perlu segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan. Apabila hasilnya positif, seseorang akan mendapatkan pengobatan lebih lanjut berupa pemberian obat anti-TB (OAT) yang harus diminum setiap hari selama 4–6 bulan sesuai dengan petunjuk dokter.
Jaga dari Penularan, Kuatkan Lewat Dukungan!
Di sisi lain, penting juga untuk menciptakan lingkungan inklusif dan mendukung orang yang sedang berjuang melawan TBC. Masih banyak stigma negatif terhadap orang yang terinfeksi TBC, padahal TBC adalah penyakit yang bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Tunjukkan dukungan dengan cara sederhana, seperti memberi semangat, menemani dan mengingatkan berobat, atau sekadar menjadi pendengar yang baik serta tidak mengucapkan komentar negatif yang bisa memperburuk kondisi fisik dan psikologis mereka. Dengan menciptakan lingkungan yang ramah, nyaman, serta bebas stigma negatif, kita tidak hanya membantu seseorang yang terinfeksi merasa dihargai dan dimengerti, tetapi juga turut berperan dalam memutus rantai penularan TBC di masyarakat.
TBC bukan hanya masalah kesehatan individu, tapi tantangan yang perlu diselesaikan bersama. Mulai dari vaksinasi, gaya hidup bersih dan sehat, serta menghilangkan stigma negatif terhadap penderita TBC. Indonesia memang menghadapi beban TBC yang cukup berat, namun dengan langkah sederhana tersebut, kita punya harapan besar untuk menurunkan prevalensi TBC secara signifikan.
Referensi
Ayo Sehat Kementerian Kesehatan RI. (2024). Tahukah kamu pencegahan TBC dapat dimulai dari diri sendiri? https://ayosehat.kemkes.go.id/tahukah-kamu-pencegahan-tbc-dapat-dimulai-dari-diri-sendiri
Center for Disease Control and Prevention. (2024). Healthy habits: coughing and sneezing. Water, Sanitation, and Environmentally Related Hygiene (WASH). https://www.cdc.gov/hygiene/about/coughing-and-sneezing.html
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. (2023). Infografis tentang etika batuk. Kemenko PMK. https://www.kemenkopmk.go.id/infografis-tentang-etika-batuk
Medevac, S. (2025). Uji Coba Vaksin TBC M72/AS01E di Indonesia: Antara Harapan dan Kontroversi. SOS Medevac International. https://sosmedevac.com/uji-coba-vaksin-tbc-m72-as01e-di-indonesia-antara-harapan-dan-kontroversi/
Ripai, M. (2022). Apa itu Tuberkulosis / TBC? Yayasan KNCV Indonesia. https://yki4tbc.org/tuberkulosis-tbc/
Ripai, M. (2022). Laporan Kasus Tuberkulosis (TBC) Global dan Indonesia 2022. Yayasan KNCV Indonesia. https://yki4tbc.org/laporan-kasus-tbc-global-dan-indonesia-2022/
Rumah Sakit Pusat Pertamina. (2025). Waspada! Indonesia peringkat 2 kasus TBC tertinggi di dunia. https://rspp.co.id/artikel-detail-783-Waspada!-Indonesia-Peringkat-2-Kasus-TBC-Tertinggi-di-Dunia.html
World Health Organization. (2024). Vaccines and immunization: Investigational vaccine candidate M72/AS01E. WHO. https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/vaccines-and-immunization-investigational-vaccine-candidate-m72-as01e
World Health Organization: WHO & World Health Organization: WHO. (2025). Tuberculosis. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis
Batuk > 2 minggu
Batuk berdahak
Batuk berdahak dapat bercampur darah
Nyeri dada dan sesak nafas
Kelelahan
Penurunan nafsu makan sampai penurunan berat badan
Demam menggigil disertai keringat pada malam hari
Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Mengatur ventilasi di rumah dan tempat bekerja
Bakteri TBC bisa bertahan di udara dalam waktu yang cukup lama terutama jika ruangan gelap dan lembab. Untuk itu, mengatur dan meningkatkan ventilasi sangat dianjurkan agar sirkulasi udara menjadi lebih baik sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya perkembangan dan penularan TBC.
Menerapkan etika batuk
Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin menggunakan tisu atau jika tidak ada gunakan siku bagian dalam
Buang tisu bekas segera ke tempat sampah tertutup
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau gunakan hand sanitizer
Menggunakan masker saat sedang sakit maupun saat berinteraksi dengan orang yang sakit.
Melakukan deteksi dini dan pengobatan TBC
No comments:
Post a Comment