Aksi Kecil, Dampak Besar: Pertolongan Pertama Henti Jantung

Tahukah kamu bahwa henti jantung termasuk penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian? 


Henti jantung adalah kondisi darurat medis di mana jantung tiba-tiba berhenti berdetak secara efektif.  Sehingga aliran darah ke seluruh tubuh terhenti. Umumnya, henti jantung terjadi pada pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung koroner, gangguan irama jantung, atau penyakit jantung bawaan. Namun, beberapa kondisi juga dapat menyebabkan henti jantung seperti trauma dan overdosis obat. Trauma fisik akibat kecelakaan atau cedera dapat memberikan hentakan yang besar sehingga jantung berhenti berdetak. Selain itu, beberapa obat yang dikonsumsi berlebihan (overdosis) juga dapat mengakibatkan henti jantung.


Namun, masih banyak masyarakat yang kurang informasi sehingga menyebabkan henti jantung termasuk penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian sejak lama. Di Indonesia diperkirakan 10.000 warga pertahun atau 30 orang perhari mengalami henti jantung. Berdasarkan disertasi program studi doktoral Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Harapan Kita, dr. Isman Firdaus pada tahun 2019, pasien henti jantung yang berhasil bisa hidup lagi setelah dilakukan resusitasi jantung sebesar 37%. 


Setiap detik sangat berharga pada penanganan henti jantung. Apabila henti jantung tidak segera ditangani akan mengakibatkan hal berikut:

  1. Kerusakan otak yang parah akibat kekurangan oksigen dapat menyebabkan kematian otak.

  2. Organ-organ vital seperti ginjal, hati, dan paru-paru dapat mengalami kerusakan permanen akibat kekurangan oksigen.

  3. Apabila pasien berhasil selamat, mereka berisiko mengalami disabilitas permanen seperti kelumpuhan atau kerusakan kognitif akibat kerusakan otak.


Angka harapan hidup pasien henti jantung yang rendah serta dampak buruk yang dapat diderita korban henti jantung mengindikasikan perlu adanya tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tindakan yang dapat dilakukan adalah  CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) atau dalam bahasa Indonesia disebut RJP (resusitasi jantung paru), yaitu salah satu upaya pertolongan pertama gawat darurat yang dilakukan pada pasien henti jantung. RJP bisa dilakukan oleh tenaga medis maupun orang awam. Umumnya dilakukan oleh 2-3 orang, tetapi dapat dilakukan oleh satu orang dengan teknik RJP hands only. Berikut langkah-langkah melakukan RJP hands only :

  1. Danger

Hal yang pertama dilakukan adalah mengecek keamanan, yaitu keamanan diri. Pastikan diri sendiri mampu untuk menolong dan memakai alat perlindungan diri (masker atau sarung tangan). Kemudian perhatikan juga keamanan korban dengan menyingkirkan benda-benda di sekitar yang berisiko membahayakan korban. Terakhir, pastikan lingkungan aman untuk melakukan pertolongan.

  1. Response

Selanjutnya cek tingkat kesadaran korban dengan metode AVPU. Apabila korban membuka mata, maka tingkat kesadaran korban adalah Alert/sadar. Jika korban menutup mata, coba tepuk bahunya sambil memanggil dan meminta korban membuka mata. Apabila korban membuka mata, maka tingkat kesadaran korban adalah Verbal. Jika korban masih menutup mata, berikan rangsang nyeri pada korban. Ada dua hal yang bisa dilakukan, yaitu menekan daerah cuticula atau kuku jempol korban dan menekan bagian midsternum dengan jari dikepalkan. Jika korban memberikan respon, maka tingkat kesadaran korban adalah Pain. Namun, jika telah dilakukan semua tindakan tersebut dan korban tidak merespon maka tingkat kesadaran korban adalah Unresponsive.

  1. Shout For Help

Jika tingkat kesadaran korban dinyatakan Unresponsive, segera panggil bantuan dengan menelepon 119 atau 112. Jelaskan kondisi korban, tempat kejadian dan peralatan medis yang diperlukan. Jangan lupa untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. 

  1. Compression

Selama menunggu bantuan datang, lakukan CPR/RJP. Berikan tekanan pada dada sehingga dapat memenuhi 33% perfusi darah yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan kondisi jantung beristirahat dan mempertahankan kehidupan. Agar dapat mencapai tujuan tersebut, CPR yang dilakukan harus baik atau high quality. Prinsip-prinsip High Quality CPR antara lain:

  • Posisi dan Penempatan Tangan yang Tepat

(Gambar dari CNN)

Posisi korban harus berada di tempat dengan permukaan yang rata. Penolong berlutut di samping korban dan bertumpu pada bahu saat memberikan tekanan. Penolong meletakkan tumit tangannya di bagian bawah tulang dada korban dan meletakkan tumit tangan yang lain di atas tangan yang pertama.

  • Kedalaman Tekanan

Kedalaman kompresi yang harus diberikan kurang lebih 2 inci/5 cm.

  • Kecepatan Kompresi

Kecepatan kompresi dada diberikan dengan frekuensi 100-120 kali permenit. 

  • Chest Recoil

Penolong memberikan waktu bagi dada korban untuk mengembang kembali agar aliran darah ke berbagai organ tidak berkurang dan memaksimalkan pasokan darah. 

  • Meminimalkan interupsi

Ketika melakukan RJP, penolong harus  meminimalisasi frekuensi dan durasi interupsi dalam kompresi. Jika penolong kelelahan saat melakukan RJP akan berpengaruh pada kualitas RJP yang dilakukan. Karena itu, segera gantikan oleh penolong yang lain. 

Sudah seharusnya RJP menjadi skill yang dipelajari dan dikuasai seluruh masyarakat sehingga kita dapat berkontribusi secara langsung dalam menurunkan kasus henti jantung yang tidak terselamatkan. 



REFERENSI

Kemenkes. (2022). Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support and First Aid Training). https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1241/bantuan-hidup-dasar-basic-life-support-and-first-aid-training 

FK UI. (2019). Hanya 37% Pasien Henti Jantung yang dapat Hidup Kembali. https://fk.ui.ac.id/infosehat/hanya-37-pasien-henti-jantung-yang-dapat-hidup-kembali/ 

Kemenko PMK. (2024). Tingkatkan Kewaspadaan Kasus Henti Jantung, Kemenko PMK Gelar Pelatihan Bantuan Hidup Dasar. https://www.kemenkopmk.go.id/tingkatkan-kewaspadaan-kasus-henti-jantung-kemenko-pmk-gelar-pelatihan-bantuan-hidup-dasar 

American Heart Association. (2020). PEDOMAN CPR DAN ECC. https://cpr.heart.org/-/media/CPR-Files/CPR-Guidelines-Files/Highlights/Hghlghts_2020ECCGuidelines_Indonesian.pdf 




No comments:

Post a Comment

Get in Touch

Feel free to drop us a line to contact us
  • ContactOfficial Account
  • AddressJl. Raya Bandung-Sumedang Km 21, Gedung L2 Lt.3 Kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor
  • Emailpnc.unpad@gmail.com

Pages