Waspada! Demam Berdarah Kembali Meningkat!



Kenali Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue






Awal tahun 2024, Indonesia dihadapi dengan angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) yang meningkat. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sejak Januari hingga 1 Maret 2024 kemarin sebanyak 15.977 kasus dengan 124 orang meninggal dunia. Angka ini meningkat secara drastis dalam periode yang sama, yaitu terdapat 6.938 kasus dan 50 orang meninggal dunia (Kemenkes, 2023). Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi mengatakan bahwa peningkatan demam berdarah ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi seluruh dunia yang disebabkan oleh fenomena El Nino. Lalu, apa penyakit DBD itu? Seberbahaya apa penyakit ini? dan apakah penyakit ini menular? Yuk simak pembahasannya!

Demam berdarah merupakan suatu penyakit demam dengan manifestasi klinis mulai dari infeksi tanpa gejala hingga infeksi berat dan penyakit ini merupakan salah satu infeksi virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang paling penting dan paling cepat perkembangannya di dunia saat ini (Senanayake, 2022). Masa inkubasi dari virus ini adalah antara 5-7 hari dengan tanda dini infeksi virus ini adalah:

  1. Demam tinggi

  2. Muka memerah

  3. Uji tourniquet positif

  4. Trombositopenia

  5. Hematokrit meningkat


Muhammad, dkk (2021) menjelaskan penularan ini diawali ketika nyamuk Aedes aegypti yang tidak membawa virus menggigit seseorang yang sedang terinfeksi virus dengue. Virus dengue akan menginfeksi nyamuk Aedes aegypti dan terus bereplikasi menyebar di dalam tubuh nyamuk, kemudian memasuki masa inkubasi ekstrinsik selama 7 hingga 14 hari. Selanjutnya nyamuk yang terinfeksi ini akan menggigit seseorang yang sehat dan kelenjar ludah nyamuk yang sudah terinfeksi menularkan virus dengue kepada orang/inang tersebut.


Setelah seseorang tersebut terinfeksi oleh virus dengue, biasanya 4-10 hari kemudian akan mulai muncul gejala infeksi virus dengue. Kebanyakan orang merasakan gejala sedang atau tanpa gejala dan akan mulai membaik dalam satu hingga dua minggu. Berikut beberapa gejala yang mungkin dirasakan:

  1. Demam tinggi hingga 40°C

  2. Nyeri kepala parah

  3. Nyeri pada belakang bola mata

  4. Nyeri otot dan sendi

  5. Mual

  6. Muntah 

  7. Kelenjar membengkak

  8. Ruam/kemerahan 


Biasanya, perjalanan klinis mengikuti tiga fase, yaitu fase demam, kritis, dan pemulihan (Senanayake dkk, 2022).

  1. Fase demam

Pada fase ini biasanya terjadi selama tiga sampai tujuh hari yang ditandai dengan suhu demam yang tinggi, sakit kepala, artralgia, mialgia, sakit punggung, dan anoreksia, dan kadang-kadang gangguan saluran pernapasan bagian atas serta gangguan pencernaan. Biasanya tampak terlihat kemerahan pada seluruh kulit yang memucat. Manifestasi perdarahan kulit seperti petekie, purpura, atau ekimosis dapat muncul pada tahap akhir fase demam ini. Pada hari kedua demam, pemeriksaan darah lengkap akan menunjukkan leukopenia (leukosit rendah), trombositopenia (trombosit rendah), dan peningkatan hematokrit.


  1. Fase kritis

Pada fase ini akan ditandai dengan kebocoran pembuluh darah sistemik yang ditandai dengan penurunan suhu tubuh yang bersifat sementara. Hal ini ditandai dengan peningkatan konsentrasi plasma akibat peningkatan hematokrit. Peningkatan hematokrit lebih dari 20% dari nilai awal dan hipoalbuminemia merupakan indikator dari fase kritis ini. Biasanya pada fase ini penderita akan merasa dirinya sembuh dan tidak membutuhkan pengobatan. Namun, jika terus dibiarkan penderita akan mengalami syok parah dan disfungsi multi-organ. Kebocoran darah terus berlangsung selama 24-48 jam dan bersifat dinamis. Fase ini dikaitkan dengan peningkatan risiko perdarahan dan disfungsi hati.


  1. Fase pemulihan

Pada fase ini, kebocoran pembuluh darah berhenti dan cairan ekstravasasi (cairan yang mengalami kebocoran) mulai diserap kembali. Penderita mengalami bradikardia, yang disebut bradikardia pemulihan. Hemodelusi (perubahan hemodinamika) menyebabkan penurunan hematokrit yang sebelumnya tinggi dan peningkatan jumlah sel darah putih, diikuti oleh trombosit. Pasien akan mengalami poliuria, bahkan menyebabkan dehidrasi.


Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui fase-fase DBD dan bagaimana manifestasi klinisnya sehingga dapat melakukan tindakan apa yang tepat. Jika kamu merasa memiliki gejala-gejala DBD, yang dapat kamu lakukan adalah:

  1. Beristirahat

  2. Perbanyak minum air minimal 2 liter/hari

  3. Kompres hangat

  4. Minum obat pereda demam paracetamol

  5. Jika dalam 2-3 hari gejala semakin memburuk, seperti demam tidak turun, lemas, muntah, mimisan, perdarahan gusi, dsb segera mengunjungi fasilitas kesehatan agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.


Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan agar dapat mencegah penyebaran virus dengue ini, yaitu dengan menerapkan 3M Plus.

  1. Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga dibersihkan untuk menghilangkan telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut.

  2. Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan kotor dan menjadi sarang nyamuk.

  3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang) dan disarankan juga mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.


Selanjutnya, Plus yang dimaksud adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti:

  1. Memelihara ikan pemakan ikan jentik nyamuk

  2. Menggunakan obat anti nyamuk

  3. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi

  4. Gotong royong membersihkan lingkungan

  5. Periksa tempat-tempat penampungan air

  6. Meletakan pakaian bebas pakai dalam wadah tertutup

  7. Memberikan larvasida pada penampungan air yang sulit dikuras

  8. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar

  9. Menanam tanaman pengusir nyamuk


Referensi

Arlinta, D. (2024, January 17). Kasus Dengue Meningkat akibat Fenomena El Nino. kompas.id. https://www.kompas.id/baca/humaniora/2024/01/17/kasus-dengue-meningkat-akibat-fenomena-el-nino

By. (n.d.). Tips Pencegahan dan Pertolongan Pertama Terhadap Penderita DBD – FKM UNAIR. https://fkm.unair.ac.id/tips-pencegahan-dan-pertolongan-pertama-terhadap-penderita-dbd/

Islam, M. T., Quispe, C., Herrera‐Bravo, J., Sarkar, C. K., Sharma, R., Garg, N., Fredes, L. I., Martorell, M., Alshehri, M. M., Sharifi‐Rad, J., DaÅŸtan, S. D., Călina, D., Alsafi, R., Alghamdi, S., Batiha, G. E., & Cruz‐Martins, N. (2021). Production, Transmission, Pathogenesis, and Control of Dengue Virus: A Literature-Based Undivided Perspective. BioMed Research International, 2021, 1–23. https://doi.org/10.1155/2021/4224816

Kularatne, S. A., & Dalugama, C. (2022). Dengue infection: Global importance, immunopathology and management. Clinical medicine (London, England), 22(1), 9–13. https://doi.org/10.7861/clinmed.2021-0791

P2PM. (n.d.). https://p2pm.kemkes.go.id/publikasi/infografis/info-dbd-2023-hingga-minggu-ke-8







No comments:

Post a Comment

Get in Touch

Feel free to drop us a line to contact us
  • ContactOfficial Account
  • AddressJl. Raya Bandung-Sumedang Km 21, Gedung L2 Lt.3 Kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor
  • Emailpnc.unpad@gmail.com

Pages