ARTIKEL PNC : KEROKAN?



Kerokan merupakan sebuah terapi pengobatan alternatif untuk gejala masuk angin yang sering diterapkan oleh orang Indonesia terutama masyarakat dari suku Jawa, bahkan sebagian negara di Asia Tenggara menerapkan terapi tersebut dan mempercayai efek penyembuhan pengobatan ini. Meski dunia medis sudah canggih, namun kebiasaan kerokan ternyata masih sering digunakan oleh masyarakat dari berbagai golongan status sosial. Menurut hasil survei pada 390 responden di kota Solo menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat (87%) dari golongan bawah sampai bangsawan yang memanfaatkan dan merasakan kegunaan pengobatan ini (Tamtomo, 2008). Metode ini biasanya dilakukan dengan menggesek dan menekan bagian permukaan kulit menggunakan minyak sebagai pelumas dan benda tumpul seperti uang logam sehingga terbentuk guratan merah pada kulit (Tanjung, 2014). Pada beberapa negara seperti vietnam, cina, dan kamboja juga telah melakukan terapi kerokan. Begitupun di barat, kerokan memiliki sebutan coinning atau coin rubbing.

Kerokan dipercaya sebagai terapi yang mudah, murah, dan manjur sehingga membuat metode ini sangat digemari. Stimulasi dari kerokan dapat meningkatkan volume dan sirkulasi aliran darah lokal, selain itu juga terjadi peningkatan suhu selama 60 menit di jaringan yang berdekatan sehingga memberikan efek melebarkan kapiler, meningkatkan sirkulasi darah lokal, meningkatkan suplai darah dan oksigen, dan memperkuat metabolisme jaringan lokal (Yan Xu, et al., 2012). Hal ini membuat orang yang diberikan treatment tersebut akan merasa segar (Tanjung, 2014). Berbagai stimulasi gesekan yang dilakukan pada permukaan tubuh akan membantu meredakan kejang otot dan meningkatkan metabolisme jaringan lokal, mengurangi ketegangan pembuluh darah dan saraf, dan menghilangkan atau mengurangi dampak negatif dari gangguan somatik pada fungsi visceral. Oleh karena itu, ini adalah cara yang efektif untuk menghilangkan obstruksi sirkulasi mikro (Yan Xu, et al., 2012). Selain itu juga terdapat perubahan kadar prostaglandin yang menurun sehingga nyeri otot berkurang, karena zat prostaglandin ini menyebabkan nyeri otot (Tanjung, 2014).

Banyak masyarakat yang menyukai kerokan karena metode ini dirasa dapat dijadikan sebagai terapi alternatif dan pelengkap dari terapi konvensional yang dampaknya langsung terasa hingga mengakibatkan kecanduan (Suryani & Sianturi, 2013). Mengapa kerokan dapat menyebabkan kecanduan? Terapi ini dapat membuat peningkatan beta-endorfin secara drastis yang disebabkan oleh aktivitas glandula pituitaria, sehingga menimbulkan rasa nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat. Karena itu, orang yang habis dikerok akan merasa nyaman, tenang, dan tidurnya menjadi nyenyak (Haruyama, 2011). Endorfin adalah morfin alami yang dihasilkan oleh tubuh. Bahkan kekuatannya jauh lebih besar dibandingkan morfin yang dibuat dalam bentuk obat. Karena itu, banyak orang yang ketagihan kerokan.

Menurut salah satu penelitian efek kerokan terhadap kulit, kerokan dapat menyebabkan reaksi inflamasi karena pembuluh darah yang melebar namun tidak menyebabkan kerusakan kulit atau pecahnya pembuluh darah halus pada bagian yang diberikan penekanan (Tanjung, 2014). Inflamasi ini muncul sebagai fungsi fisiologis tubuh untuk  menetralisir penyebab dari memar yang dihasilkan (Tamtomo, 2008). Namun, hal ini terjadi jika kerokan dilakukan dengan teknik yang benar. Jika terlalu dalam dan keras saat melakukan terapi ini, tetap saja dapat menimbulkan kerusakan kulit pada bagian epidermis. Ditambah lagi, jika alat yang digunakan tidak bersih maka bisa saja terjadi infeksi bakteri pada daerah kulit yang dikerok dan ini akan sangat merugikan bagi orang yang mengalaminya.


Daftar Pustaka 

Haruyama, S. (2011). The Miracle of Endorphine: Sehat, Mudah, dan Praktis dengan Hormon Kebahagiaan. Bandung: Qanita.
Suryani, M., & Sianturi, M. (2013). Pengalaman Kerokan sebagai Terapi Komplementer. STIKES Telogorejo.
Tamtomo, D. G. (2008). Gambaran Histopatologi Kulit pada Pengobatan. Lab Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas, vol.35 (1).
Tanjung, F. F. (2014). The Effect of Scrapping Treatment Techniques for Body Health. J Agromed Unila, 1(1).
Yan Xu, Q., Yang, J. S., Zhu, B., Yang, L., Wang, Y. Y., & Gaon, X. Y. (2012). The Effects of Scraping Therapy on Local Temperature and Blood Perfusion Volume in Healthy Subjects. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 1-06.



No comments:

Post a Comment

Get in Touch

Feel free to drop us a line to contact us
  • ContactOfficial Account
  • AddressJl. Raya Bandung-Sumedang Km 21, Gedung L2 Lt.3 Kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor
  • Emailpnc.unpad@gmail.com

Pages