Mimisan atau dikenal di dunia medis dengan nama
epistaksis adalah perdarahan dari lubang hidung yang disebabkan oleh rupturnya
atau robeknya pembuluh darah kecil yang berada di dalam membran mukosa area
saluran nasal/hidung. Mimisan merupakan salah satu kasus yang sering dijumpai,
10-12% dari populasi dimana 10% diantaranya memerlukan tindakan. Sekalipun
kebanyakan kasus sembuh sendiri, beberapa kasus membutuhkan intervensi.
Kejadian mimisan lebih sering terjadi pada laki-laki, hal ini diakibatkan berbagai faktor mulai dari aktifitas fisik
yang umumnya lebih berat daripada perempuan yang menyebabkan mudah terjadinya
benturan ataupun hal lain yang menyebabkan perdarahan pada hidung. Menurut
Petruson 1979 dalam Erna M Marbun 2017, mimisan sering ditemukan pada
anak-anak, tetapi jarang di bawah umur dua tahun. 30% anak usia 0-5 tahun, 56%
usia 6-10 tahun dan 64% usia 11-15 tahun setidaknya mengalami mimisan satu kali
disepanjang hidupya. (Epistaksis, Korespondensi, Arjuna, No, & Barat,
n.d.)
Biasanya banyak
faktor risiko untuk mimisan diantaranya infeksi, kelembapan rendah, penggunaan
obat-obatan terlarang atau zat asing (seperti lem, tinta, dll) yang dihirup
melalui hidung yang menyebabkan iritasi, trauma akibat benturan atau akibat
korekan pada hidung yang terlalu kuat sehingga melukai dinding saluran hidung,
hipertensi/tekanan darah tinggi, adanya tumor di hidung, penggunaan aspirin,
penyakit hati, dll.
Pada klien trombositopenia (klien yang memiliki kadar
trombosit rendah) atau pada klien yang memiliki masalah pada pembekuan darah
maka akan semakin sulit stabil terhadap proses kontrol perdarahaan (Logan & Pharm, 2016).
Trombosit itu sendiri adalah salah satu bagian dalam darah manusia yang
bertugas dalam proses pembekuan darah ketika ada perlukaan, jadi logikanya
adalah kalau ada seseorang yang memiliki kadar trombosit rendah/trombositopenia
maka proses pembekuan darah menjadi terhambat, dan kalau sedang mimisan akan
sulit berhenti.
Lalu biasanya jika kalian
mengalami mimisan atau teman kalian yang mengalami itu biasanya kalian apain
tuh?
Mungkin ada yang pernah denger harus menengadahkan
kepala ke atas sambil menutup kedua lubang hidung dengan daun sirih.
Benar tidak sih tindakan
seperti itu?
Pertama, sebelum menjelaskan tindakan yang sebaiknya
dilakukan kita harus tahu dulu kalau darah yang keluar dari lubang hidung itu
bisa saja tertelan dan masuk ke dalam lambung atau bisa saja masuk ke saluran
nafas seperti paru-paru yang menyebabkan orang tersebut tersedak. Singkatnya sifat
cairan itu mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat lebih rendah dan
apabila posisi kepala dari korban yang mengalami mimisan itu ditinggikan atau
ditengadahkan maka sudah bisa ditebak darah yang keluar tadi akan mengalir
kemana?
Ya
betull…
Bisa
tertelan mengalir ke lambung atau masuk saluran nafas dan mungkin bisa membuat klien
menjadi tersedak.
Lalu bagaimana dengan
daun sirih yang ditempelkan sebagai penyumbat di lubang hidung?
Secara fungsi daun sirih memilki kandungan antiseptik
dan anti kuman yang bisa meminimalisir dampak dari bakteri atau kuman yang
masuk ketika terjadi perdarahan. Namun ini bergantung pada jenis daun sirihnya
juga, jenis mana yang digunakan.
Nah berikut ini adalah cara mudah dan tepat apabila
kalian mengalami mimisan atau ada keluarga di rumah yang mengalami mimisan (Suddarth, 2013)
1. Monitor
jalan nafas, khawatir ada darah yang tidak keluar sempurna dari lubang hidung.
Dianjurkan untuk bernafas melalui mulut agar darah yang keluar tidak terganggu
udara yang masuk dan sebaliknya.
2. Duduk
tegak dengan posisi kepala ditekuk ke depan untuk mencegah darah agar tidak
tertelan dan masuk ke saluran nafas
3. Pijat
bagian terluar hidung yang lunak ke arah lubang hidung atau sekat yang
memisahkan dua lubang hidung
4. Jika
perlu beri kompres es pada area cuping hidung
5. Gunakan
tissue dan wadah untuk tempat mengeluarkan darah
6. Setelah
perdarahan berhenti, sebaiknya tidak melakukan olahraga berat selama beberapa
hari kedepan
7. Tidak
memakan makanan pedas, berbumbu atau beraroma tajam yang bisa merangsang
terjadinya bersin (merica, dll) dan hindari penggunaan tembakau
Setelah tahu tindakan yang tepat untuk mimisan, jangan sampai salah lagi ya teman-teman kalau kalian atau ada anggota keluarga yang mengalami mimisan.
Ditulis oleh:
Michael M. Danny
PNC XIII
Daftar Pustaka
Epistaksis, P., Korespondensi, A., Arjuna, J., No, U.,
& Barat, J. (n.d.). Tinjauan Pustaka, 71–76.
Logan, J. K., & Pharm, D. (2016). Role of topical
tranexamic acid in the management of idiopathic anterior epistaxis in adult
patients in the emergency department, 73(21), 1755–1759.
https://doi.org/10.2146/ajhp150829
Suddarth, B. &. (2013). Keperawatan medikal-bedah
Brunner & Suddarth. (E. A. Mardella, Ed.) (12th ed.). Jakarta: EGC.
No comments:
Post a Comment