Selamat siang, netijen!Siang- siang gini, enaknya ngapain ya ? mending kita simak artikel dibawah ini yuk..
Bermain game tentu bukanlah hal yang asing pada abad 21 ini. Indonesia
menempati peringkat ke 16 dengan pengguna game
online atau yang seringkali disebut gamers
terbanyak di kancah dunia dengan jumlah 43.7 juta orang. Hasil survey yang
dilakukan oleh Newzoo terkait jumlah gamers di Indonesia menunjukkan bahwa
laki-laki dengan rentang umur 21-35 tahun memiliki persentase paling tinggi
dengan angka 26% yang kemudian diikuti oleh perempuan dengan rentang umur 21-35
tahun dan laki-laki dengan umur 10-20 tahun memiliki persentase yang sama,
yaitu 21%. Hal ini menunjukkan bahwa orang
dewasa cenderung memiliki minat yang tinggi untuk bermain game.
Bermain game di waktu kosong
tentunya dapat mengisi kebosanan, namun… jika bermain game mengambil waktu yang seharusnya kamu luangkan untuk melakukan
kegiatan yang dinilai cukup penting, bagaimana jadinya?
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ulfa Mimi, diperoleh data bahwa motivasi tertinggi para gamers untuk bermain game ialah untuk
menghilangkan stress dan mencari kawan, kemudian juga untuk ‘menjadi orang
lain’. 56 dari 100 responden mengaku nilai mata pelajaran di sekolahnya sangat
mengalami penurunan (Ulfa, 2017). Selain itu, diulik
dari segi kesehatan, gangguan tidur, sakit kepala, dan kecemasan juga ditemui
dengan responden paling banyak (Ulfa, 2017).
Bermain game lama- lama, mempunyai dampak buruk loh netizen.. Penasarankan ??
Dilihat dari efek bermain game sendiri, intensitas bermain game online memiliki
pengaruh terhadap munculnya prokrastinasi akademik pada mahasiswa (Kurniawan, 2017). Prokrastinasi
merupakan pola perilaku ‘melekat’ dimana individu menunda-nunda suatu pekerjaan
yang penting dengan sengaja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Drajat Edi
Kurniawan menunjukkan bahwa, semakin tinggi intensitas bermain game online, semakin tinggi pula sifat
prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
Wah, kalau dilihat-lihat, bermain game dapat membawa beberapa dampak buruk
ya… Nah, untuk respon dari sektor kesehatan sejauh ini, ada gak ya?
Tentu ada!
Kini, World Health Organization (WHO) telah menetapkan sementara untuk
memasukkan Gaming Disorder ke dalam
daftar Klasifikasi Penyakit atau yang dikenal sebagai International Classification of Disease-11 (ICD-11). Walaupun
ICD-11 belum diresmikan, namun kini, Gaming
Disorder sendiri telah diletakkan ke dalam subtema Mental, behavioural or neurodevelopmental disorders di ICD-11 Beta-draft. Gaming disorder merupakan gangguan perilaku yang ditandai dengan
perilaku bermain game secara tetap dan berulang, baik online maupun offline (WHO,
2018) Di dalam International Classification of Disease-11 (Beta-draft) dijelaskan bahwa seseorang dapat
dikatakan ‘mengidap’ Gaming Disorder jika :
- Terganggunya kontrol diri ketika bermain game. Kontrol diri dapat berupa kontrol atas frekuensi, intensitas, dan durasi saat bermain game.
- Prioritas untuk bermain game lebih tinggi daripada aktifitas keseharian lainnya. Dalam kasus ini, bermain game lebih pertama didahulukan daripada kegiatan lainnya yang seharusnya lebih penting dan bermakna untuk dilakukan.
- Peningkatan frekuensi bermain game secara kontinyu walaupun konsekuensi yang bersifat negative sudah dirasakan oleh gamers.
![]() |
Lambang WHO dan Buku ICD- 11 |
Pola perilaku bermian game yang secara tetap dan terus menerus
ini dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap aspek personal,
keluarga, sosial, edukasional, dan aspek kehidupann yang penting lainnya (WHO,
2018). Perilaku ini dan gejala lainnya normalnya muncul dan berjalan selama 12
bulan untuk dapat dikatakan mengalami ‘Gaming
Disorder’ ini. Tetapi, durasinya juga dapat kurang dari 12 bulan jika
gejala dan kriteria diagnostic yang muncul sudah dikategorikan berat.
Hasil penelitian yang sebelumnya
sudah dikatakan mendukung pernyataan WHO terkait dampak dari bermain game itu sendiri, yaitu kerusakan pada
aspek personal, seperti contohnya, individu akan mengalami gangguan tidur,
mengalami sakit kepala, dan kecemasan. Selain itu, studi yang dilakukan oleh
University of Montreal terkait hubungan aktifitas otak di caudate nucleus dan hippocampus
saat bermain jenis permainan “first-person
shooter game” dengan total waktu 90
jam membuahkan hasil bahwa para responden
cenderung aktif menggunakan otak bagian caudate
nucleus saat bermain game tersebut, sehingga, pada responden menunjukkan
adanya gejala atrofi (pengecilan) di bagian otak hippocampus. Atrofi pada hippocampus
ini menyebabkan berkurangnya suatu
zat yang bernama grey matter di
bagian hippocampus, sehingga dapat meningkatkan
risiko bagi individu untuk mengalami Alzheimer, PTSD, dan depresi. Jika diambil
dari kerusakan aspek edukasional, sesuai dengan penelitian yang ada, individu
cenderung akan melakukan prokrastinasi akademik seiring meningkatnya intensitas
bermain game pada individu.
“Jadi, maksudnya bermain game itu gak boleh?”
Oh, tentu bukan itu jawabannya!
Ingat, jika kamu memilih waktu yang
tepat untuk bermain game (bermain game saat ada waktu luang dan tidak ada
kepentingan lain), dapat menentukan prioritas aktifitas sehari-hari sesuai
kepentingan, dan tidak bermain game secara
berlebihan… Kemungkinan untuk merasakan gejala-gejala dan dampak buruk baik
yang didapatkan saat bermain game dari
aspek kesehatan, sosial, dan edukasional akan lebih minim, lho!
Pokoknya, jangan sampai game yang menentukan waktu dan aktifitas kamu sehari-hari…
Jangan sampai hilang kendali, ya readers!
“Everything is on the palm of your hand. It’s your
will, either you want to make it supine or make it prone. Either you want to be
mentally and physically healthy, or you want to be mentally and physically ill.
It’s on you.” –X
Ditulis oleh:
Dananfi Wanda – PNC XII
Kurniawan, D. E. (2017). PENGARUH INTENSITAS BERMAIN
GAME ONLINE TERHADAP PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BIMBINGAN
DAN KONSELING UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA, 3(1). Retrieved from
https://www.google.com/urlsa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjjnKi0mMbaAhVGOo8KHf65AAAQFgg9MAI&url=http%3A%2F%2Fjurnal.umk.ac.id%2Findex.php%2Fgusjigang%2Farticle%2Fdownload%2F1120%2F1071&usg=AOvVaw2yLgDcNxFpGLLjhZF7_Z9a
Ulfa, M. (2017). PENGARUH KECANDUAN GAME ONLINE TERHADAP
PERILAKU REMAJA DI MABES GAME CENTER JALAN HR.SUBRANTAS KECAMATAN TAMPAN
PEKANBARU, 4(1), 1–13. Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications/119938-ID-pengaruh-kecanduan-game-online-terhadap.pdf
https://newzoo.com/insights/infographics/the-indonesian-gamer-2017/
https://icd.who.int/dev11/l-m/en#/http%3a%2f%2fid.who.int%2ficd%2fentity%2f1448597234
https://www.gamespot.com/articles/gaming-disorder-is-an-actual-disease-world-health-/1100-6455852/
https://www.psychologytoday.com/us/blog/mental-wealth/201609/is-your-childs-brain-video-games
https://www.medicalnewsbulletin.com/negative-impact-video-games-brain-cognition/
Agen
ReplyDeletePanduan Slot Online
Movie