Food Safety Alert! : Lindungi Diri dari Keracunan Makanan

Tahukah Kamu?

Belakangan ini, masyarakat dikejutkan oleh kasus keracunan makanan dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah. Program yang bertujuan meningkatkan gizi dan konsentrasi belajar anak sekolah ini mendapat sorotan setelah lima kabupaten di Jawa Barat dilaporkan mengalami insiden keracunan massal. Menurut CNN Indonesia (2025), kasus paling parah terjadi di Kabupaten Bandung Barat, dengan 1.315 siswa harus mendapatkan perawatan medis setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Para siswa mengalami gejala mual, muntah, dan pusing yang merupakan tanda awal keracunan makanan.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa keamanan pangan tidak kalah penting dari nilai gizi yang terkandung di dalam makanan. Makanan yang bergizi seharusnya juga aman untuk dikonsumsi agar benar-benar membawa manfaat bagi tubuh, bukan malah menimbulkan gangguan kesehatan.

Melalui artikel ini, kami ingin mengajak masyarakat lebih waspada dan memahami cara menjaga keamanan makanan sehari-hari. Pembahasan meliputi cara penanganan awal saat terjadi keracunan makanan, cara mengenali makanan yang sudah tidak layak konsumsi melalui aroma, warna, dan tekstur, serta langkah-langkah pencegahan sederhana seperti mencuci tangan, memasak makanan hingga matang, dan menjaga kebersihan alat masak. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang keamanan pangan, kita dapat mencegah kejadian serupa dan memastikan setiap makanan yang kita konsumsi benar-benar aman dan menyehatkan.

Apa Itu Keracunan? 

Keracunan makanan atau foodborne illness merupakan suatu kondisi ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan atau gejala klinis penyakit (bisa berupa infeksi ataupun iritasi pada saluran pencernaan) akibat mengkonsumsi makanan ataupun minuman yang terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen atau zat kimia tertentu. (NIDDK, 2023).

Keracunan makanan tidak terjadi begitu saja, tetapi karena makanan tersebut sebelumnya telah terkontaminasi. Kontaminasi makanan bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan dapat terjadi di sepanjang proses produksi, pengolahan, distribusi ataupun persiapan. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kontaminasi makanan dan berujung pada keracunan menurut Dr Thia Teck Joo Kelvin (2017).

  1. Mikroorganisme (bakteri, virus, parasit)

Mikroorganisme seperti Salmonella dan Listeria bisa terkandung dalam daging mentah dan susu yang belum dipasteurisasi. Selain itu air yang kita konsumsi juga bisa saja tercemar Listeria dan E.Coli. Kemudian, kebiasaan kita yang seringkali memasak makanan dalam jumlah besar kemudian menghangatkannya dapat menumbuhkan spora Clostridium perfringens.

  1. Bahan Kimia

Bahan Kimia seperti pestisida yang menempel pada sayuran atau buah-buahan bisa menjadi penyebab keracunan, terutama jika bahan makanan tersebut tidak dicuci terlebih dahulu. Namun perlu berhati-hati juga apabila menggunakan sabun pada saat mencuci bahan makanan, karena dikhawatirkan bisa meninggalkan residu atau bahan kimia lain yang berpotensi mengkontaminasi.

  1. Kesalahan dalam Produksi, Distribusi, Penyimpanan dan Pengolahan

Bahan makanan (telur, susu, dll) dari hewan yang terinfeksi, truk pengangkut bahan segar yang jarang dibersihkan, makanan yang disimpan terlalu lama hingga menjadi basi, penyimpanan pada suhu yang tidak tepat, pengolahan makanan beku yang tidak benar, dan kesalahan lainnya dapat memicu perkembangan mikroorganisme pada makanan.

Alarm tubuh Aktif! Gejala Keracunan yang Harus Kamu Tahu

Keracunan makanan seringkali muncul secara tiba-tiba atau bersifat akut dan biasanya dapat pulih dengan sendirinya tanpa pengobatan. Gejala yang timbul akibat keracunan makanan biasanya tergantung dari penyebab keracunan itu sendiri. Namun, gejala umum yang biasanya timbul, diantaranya:

  • Sakit perut

  • Kram perut

  • Mual, muntah

  • Kehilangan nafsu makan

  • Diare

  • Demam ringan

Walaupun banyak kasus keracunan makanan hanya menimbulkan gejala ringan, pada beberapa kasus, keracunan dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Dilansir dari Mayo Clinic, beberapa gejala berat yang harus diwaspadai antara lain:

  • Demam tinggi

  • Nyeri perut yang parah

  • Gangguan sistem saraf; penglihatan kabur, sakit kepala, paralisis, kesemutan atau mati rasa, tubuh lemas

  • Gejala dehidrasi; bibir kering, buang air kecil sedikit, urin berwarna gelap

  • Diare hebat atau berdarah

  • Sering muntah

Keracunan bisa dialami oleh siapa saja, tapi dalam banyak kasus keracunan makanan lebih sering terjadi pada anak-anak, ibu hamil, lansia, dan seseorang dengan daya tahan tubuh yang lemah, karena tubuh mereka cenderung lebih sulit untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, orang-orang dalam kelompok ini juga lebih berpotensi mungkin mengalami komplikasi akibat keracunan makanan. (NIDDK, 2023)

Amati Sebelum Makan!

Tubuh memberi sinyal melalui gejala, tapi mata dan hidung kita bisa lebih dulu menangkap tanda-tanda bahaya dari makanan itu sendiri. Berikut beberapa tanda pada makanan yang sebaiknya menjadi perhatian menurut Dr. Yogi Prawira dalam artikel Media Indonesia (Al Machmudi, 2025).

  • Perubahan aroma; bau busuk, asam, tengik, tajam yang tidak wajar, bau belerang

  • Perubahan warna; warna berubah menjadi keabu-abuan, menghitam, kecoklatan, kekuningan

  • Perubahan rasa; rasa tidak seperti biasanya, asam, tengik

  • Tekstur makanan; makanan yang berlendir, berjamur, lengket, lembek

  • Kondisi kemasan yang rusak; segel terbuka, menggelembung, bocor, ada gas yang tidak normal


sumber: instagram @ayosehat.kemkes


Jangan Panik! Ini yang Harus Kamu Lakukan Saat Keracunan Makanan

  1. Hentikan konsumsi makanan atau minuman yang dicurigai

Langkah pertama yang perlu dilakukan saat mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, atau diare adalah segera menghentikan konsumsi makanan dan minuman yang sebelumnya dikonsumsi. Hal ini penting untuk mencegah masuknya zat beracun tambahan ke dalam tubuh. Jangan mencoba “menetralisir” dengan makanan atau minuman lain sebelum mengetahui penyebab pastinya. Semakin cepat konsumsi dihentikan, semakin kecil risiko paparan lanjutan terhadap racun (Mayo Clinic Staff, 2024).

  1. Minum air putih secara perlahan untuk mencegah dehidrasi

Keracunan makanan biasanya menyebabkan muntah dan diare, yang berisiko menurunkan kadar cairan tubuh secara cepat. Oleh karena itu, penderita disarankan untuk meminum air putih atau cairan bening dalam jumlah sedikit namun sering. Cara ini membantu menggantikan cairan yang hilang tanpa menstimulasi refleks muntah. Hindari minuman bersoda, berkafein, atau beralkohol karena dapat memperburuk dehidrasi (Mayo Clinic Staff, 2024).

  1. Istirahat dan beri waktu tubuh untuk pulih

Setelah mengalami gejala keracunan, tubuh membutuhkan energi untuk memulihkan fungsi pencernaan dan melawan infeksi. Disarankan untuk beristirahat total, menghindari aktivitas berat, dan tidak memaksakan diri untuk makan sebelum mual mereda. Istirahat membantu mempercepat proses penyembuhan dan mencegah kelelahan akibat kehilangan cairan (Mayo Clinic Staff, 2024).

  1. Hindari penggunaan obat antidiare atau antimuntah tanpa petunjuk medis

Walaupun gejala muntah dan diare terasa tidak nyaman, kedua mekanisme tersebut sebenarnya merupakan cara alami tubuh untuk mengeluarkan racun. Mengonsumsi obat penahan muntah atau diare tanpa saran tenaga medis dapat memperlambat pembersihan racun dari tubuh dan memperpanjang durasi sakit. Obat-obatan ini sebaiknya hanya digunakan jika diresepkan dokter (Mayo Clinic Staff, 2024).

  1. Segera cari pertolongan medis bila gejala berat.

Apabila gejala tidak membaik dalam 24–48 jam, atau muncul tanda bahaya seperti muntah terus-menerus, demam tinggi, diare berdarah, mulut kering, mata cekung, dan jumlah urin yang berkurang, segera cari bantuan medis. Gejala-gejala tersebut menunjukkan dehidrasi berat atau infeksi serius yang membutuhkan penanganan profesional (Mayo Clinic Staff, 2024).

Cegah Sebelum Terlambat!

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, begitu pula dalam hal keamanan pangan. Banyak kasus keracunan sebenarnya dapat dihindari apabila kebersihan dan cara pengolahan makanan dilakukan dengan benar dan konsisten. Pencegahan menjadi langkah penting yang bisa diterapkan oleh siapapun untuk menjaga agar makanan tetap aman dan sehat

Menurut Kementerian Kesehatan RI, beberapa langkah pencegahan keamanan pangan antara lain: 

  1. Jaga kebersihan diri, bahan pangan, peralatan, dan area dapur

Langkah pertama dalam menjaga keamanan pangan adalah menjaga kebersihan. Selalu cuci tangan dengan benar minimal 20 detik sebelum menyentuh makanan, setelah dari toilet, atau setelah memegang bahan mentah. Cuci semua bahan makanan sebelum diolah. Selain itu, pastikan area dapur, peralatan, dan wadah yang digunakan selalu bersih dan terhindar dari lalat atau tikus yang dapat membawa penyakit.

  1. Lakukan pemisahan bahan pangan mentah dan masakan matang

Untuk menghindari kontaminasi silang, pisahkan bahan mentah seperti daging, unggas, ikan, seafood, dan telur dari makanan matang. Gunakan wadah, pisau, talenan, dan serbet yang berbeda untuk setiap jenis bahan tersebut. Ini akan mencegah bakteri menyebar dari bahan mentah ke makanan matang yang akan dikonsumsi.

  1. Masak makanan hingga matang sempurna.

Agar bakteri tidak berkembang, makanan harus dimasak maksimal 2 jam setelah dikeluarkan dari kulkas. Pastikan untuk memasak daging, ikan, dan unggas pada suhu yang cukup tinggi agar semua bakteri berbahaya mati.

  1. Cuci bersih bahan makanan sebelum diolah.

Sayur dan buah sebaiknya dicuci dengan air bersih mengalir untuk menghilangkan sisa pestisida, tanah, atau kotoran. Hindari penggunaan sabun atau deterjen karena dapat meninggalkan residu kimia berbahaya.

  1. Simpan makanan pada suhu yang sesuai.

Makanan yang tidak segera dikonsumsi sebaiknya disimpan di lemari pendingin agar tidak cepat basi. Hindari meninggalkan makanan matang pada suhu ruang lebih dari dua jam untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

  1. Amati aroma, warna, dan tekstur makanan.

Jangan konsumsi makanan yang berbau tidak sedap, berwarna kusam, berlendir, atau memiliki rasa asam yang tidak biasa. Perubahan tersebut bisa menjadi tanda bahwa makanan sudah tidak layak dikonsumsi. Pastikan bahan pangan berkualitas, aman dan gunakan air matang untuk memasak.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan sederhana tersebut, kita tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga turut menjaga orang-orang disekitar kita dari kejadian keracunan makanan.

Kasus keracunan makanan yang terjadi akhir-akhir ini menjadi pengingat penting bagi kita semua bahwa gizi bukan satu-satunya aspek yang menentukan kualitas pangan keamanan juga sama vitalnya. Makanan bergizi hanya akan bermanfaat jika aman dikonsumsi. Melalui kewaspadaan, kebersihan, dan kebiasaan memasak yang benar, kita bisa mencegah kejadian serupa di masa depan.

Mari bersama-sama membangun budaya food safety awareness sejak dari rumah, sekolah, hingga lingkungan kerja. Karena menjaga keamanan pangan bukan hanya tugas produsen atau pemerintah, tetapi tanggung jawab setiap individu. Dengan langkah kecil seperti mencuci tangan, menyimpan makanan dengan benar, dan memperhatikan tanda-tanda makana rusak, kita turut melindungi diri dan sesama dari ancaman keracunan makanan. 

Keamanan pangan adalah kunci kesehatan keluarga dan masa depan yang lebih sehat. Jadi, waspada sebelum terlambat, pastikan setiap makanan yang kita santap benar-benar aman dan menyehatkan.








Referensi

Al Machmudi, M. I. (Ed.). (2025). Kenali Ciri Makanan yang tidak Layak Konsumsi agar Terhindar dari Keracunan. mediaindonesia.com, All Rights Reserved. https://mediaindonesia.com/humaniora/814966/kenali-ciri-makanan-yang-tidak-layak-konsumsi-agar-terhindar-dari-keracunan

Definition & Facts of Food Poisoning. (2025). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/food-poisoning/definition-facts

DinkesAceh. (2025). Kenali tanda makanan sudah tidak layak konsumsi - Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. https://dinkes.acehprov.go.id/detailpost/kenali-tanda-makanan-sudah-tidak-layak-konsumsi

Food poisoning (foodborne illness) - Symptoms and causes. (n.d.-b). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/food-poisoning/symptoms-causes/syc-20356230

Kelvin, T. T. J. (2017). 5 penyebab umum keracunan makanan. MEH. https://www.mountelizabeth.com.sg/id/health-plus/article/5-common-culprits-of-food-poisoning

Keracunan MBG Terjadi di Lima Kabupaten di Jawa Barat. (2025, September 26). CNN Indonesia. Retrieved October 21, 2025, from https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250926034018-20-1277839/

Marcela, N. R., Ramadhani, N. K. S., Alwi, N. M. F., & Usiono, N. U. (2024). Keracunan makanan. Jurnal Anestesi, 2(1), 41–51. https://doi.org/10.59680/anestesi.v2i1.729

Mayo Clinic Staff. (2024, August 6). Foodborne illness: First aid. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-food-borne-illness/basics/art-20056689

Menghindari Keracunan Makanan: Tips Keamanan Pangan Untuk Keluarga di Rumah. (2024, October 23). Ayo Sehat. Retrieved October 21, 2025, from https://ayosehat.kemkes.go.id/

World Health Organization: WHO. (2024). Food safety. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/food-safety


No comments:

Post a Comment

Get in Touch

Feel free to drop us a line to contact us
  • ContactOfficial Account
  • AddressJl. Raya Bandung-Sumedang Km 21, Gedung L2 Lt.3 Kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor
  • Emailpnc.unpad@gmail.com

Pages