Monkeypox? Ancaman Baru dan Cara Menghindari Penularannya
Dalam beberapa bulan terakhir, Monkeypox atau cacar monyet menjadi bahasan yang cukup membuat masyarakat Indonesia cukup khawatir. Hal ini karena terjadi lonjakan kasus cacar monyet di berbagai negara hingga mulai masuk dan menyebar di Indonesia. Pada awalnya, penyakit ini hanya menyebar pada daerah tertentu saja, tetapi kini menyebar lebih luas dan menimbulkan kekhawatiran secara global. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa itu cacar monyet, bagaimana cara penyebarannya, gejala, serta bagaimana cara mencegah dari penyebaran cacar monyet.
Apa itu Cacar Monyet?
Monkeypox atau dikenal dengan cacar monyet merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus (Kemenkes, 2022). Pada awalnya, virus ini menyebar dari binatang ke manusia, tetapi saat ini penyebarannya dapat dari manusia ke manusia (WHO, 2024). Penyakit ini pertama kali muncul di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970 dan terus berkembang hingga menjadi sedikit perhatian di seluruh dunia. Monkeypox disebabkan oleh Monkeypox virus (MPXV) yang termasuk anggota subkelompok famili Poxviridae yang disebut Orthopoxvirus.
Monkeypox menggunakan beberapa jalur masuk untuk menginfeksi tubuh manusia, seperti jalur orofaring, nasofaring, atau intra dermal. Ada dua kemungkinan cara penularan monkeypox: manusia ke manusia dan hewan ke manusia. Penularan manusia ke manusia dimungkinkan melalui paparan langsung terhadap droplet pernapasan dan cairan tubuh dari pasien yang terinfeksi. Dengan demikian, monkeypox dapat menyebar melalui berbagai cara, dengan kontak dekat seseorang yang menular, termasuk kontak seksual, atau bayi yang tertular dari ibu hamil yang mengidap monkeypox. Penularan hewan ke manusia terjadi melalui kontak langsung dengan lesi, cairan tubuh, darah hewan yang terinfeksi, atau mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi yang kurang matang.
Seseorang yang telah terpapar monkeypox, secara klinis serupa dengan infeksi cacar, tetapi gejalanya berbeda tergantung klade atau kelompok virus serta kondisi endemik atau non-endemik. Virus ini mempunyai masa inkubasi 5 hingga 21 dengan dua fase: periode invasi dan periode erupsi kulit.
Periode invasi
Periode ini terjadi dari hari ke-1 hingga ke-5 yang ditandai dengan menggigil, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, mialgia atau nyeri otot, dan limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening. Pembesaran kelenjar getah bening ini merupakan ciri khas cacar monyet dan menjadi pembeda dari infeksi ortopokvirus lainnya, termasuk cacar, campak, atau cacar air dan biasanya muncul 1-3 hari setelah demam serta jarang timbul bersamaan dengan ruam. Pembesaran ini dapat muncul pada salah satu atau kedua sisi submandibular atau sekitar bawah dagu, ketiak, atau selangkangan.
Periode erupsi kulit
Periode ini terjadi 1-3 hari setelah demam. Selama proses ini, akan muncul lesi yang mungkin dimulai dari mulut, diikuti lesi berukuran 2-10 mm, keras, dan tebal yang terkonsentrasi pada sekitar wajah dan ekstremitas.
Pada hari ke-3, lesi akan menjadi papula, pada hari ke-4 hingga ke-5, lesi menjadi vesikel (menonjol dan berisi cairan), dan pada hari ke-6 hingga ke-7, lesi menjadi pustular, menonjol tajam, berisi cairan buram, keras, dan dalam. Pada akhir minggu ke-2, luka akan mengering dan berkerak. Keropeng tersebut akan bertahan selama seminggu hingga akhirnya lepas. Lesi sembuh dengan bekas luka atrofi hiperpigmentasi, bekas luka atrofi hipopigmentasi, alopecia bercak-bercak, jaringan parut kulit hipertrofik, dan kontraktur/deformitas otot wajah setelah penyembuhan lesi wajah yang mengalami ulserasi
Seseorang yang terinfeksi monkeypox dapat mengalami beberapa komplikasi. Kulit penderita akan berisiko terinfeksi oleh bakteri sehingga menjadi abses atau kerusakan kulit yang lebih parah. Komplikasi lainnya seperti pneumonia, infeksi kornea dengan hilang penglihatan, nyeri atau kesulitan menelan, muntah dan diare sehingga menyebabkan dehidrasi atau kekurangan nutrisi, hingga dapat menyebabkan infeksi darah (sepsis), otak, jantung, rektum, dan kemaluan.
Besarnya dampak yang dihasilkan, penting untuk melakukan pencegahan penularan monkeypox. Mencegah penularan mpox membutuhkan langkah-langkah yang cermat, terutama karena virus ini dapat menyebar melalui kontak langsung dan barang-barang yang terkontaminasi. Beberapa cara pencegahan utama meliputi:
Rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air, atau handsanitizer terutama sebelum makan atau menyentuh muka dan setelah menggunakan toilet. Mencuci tangan adalah cara terbaik untuk menjaga diri, keluarga, dan teman dari penyakit
Hindari berdekatan, kontak kulit, menyentuh ruam atau koreng orang atau binatang yang memiliki ruam seperti monkeypox. Ruam akan terlihat pada tangan, kaki, dada, wajah, mulut, atau area tubuh lainnya. Jangan sentuh ruam
Jangan gunakan peralatan makan yang sama dengan orang yang mengidap monkeypox
Jika berada di sekitar orang yang mengidap monkeypox, secepatnya lakukan vaksinasi untuk mencegah infeksi monkeypox
Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menyadari ancaman yang ditimbulkan oleh penyebaran Monkeypox dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Dengan mengenali gejala awal, memahami jalur penularan, serta menerapkan kebiasaan kebersihan yang baik, kita dapat melindungi diri sendiri, keluarga, dan komunitas dari penyakit ini. Edukasi dan vaksinasi juga merupakan upaya penting dalam menekan penyebaran Monkeypox. Semakin kita waspada dan disiplin dalam menjaga kesehatan, semakin kecil kemungkinan virus ini menyebar lebih luas. Mari bersama-sama menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat dari ancaman Monkeypox.
Referensi
CDC. (2024). Preventing Mpox.
Harapan, H., Ophinni, Y., Megawati, D., Frediansyah, A., Mamada, S. S., Salampe, M., Bin Emran, T., Winardi, W., Fathima, R., Sirinam, S., Sittikul, P., Stoian, A. M., Nainu, F., & Sallam, M. (2022). Monkeypox: A Comprehensive Review. Viruses, 14(10), 2155. https://doi.org/10.3390/V14102155
Hatmal, M. M., Al-Hatamleh, M. A. I., Olaimat, A. N., Ahmad, S., Hasan, H., Ahmad Suhaimi, N. A., Albakri, K. A., Abedalbaset Alzyoud, A., Kadir, R., & Mohamud, R. (2022). Comprehensive literature review of monkeypox. Emerging Microbes & Infections, 11(1), 2600. https://doi.org/10.1080/22221751.2022.2132882
Huang, Y., Mu, L., & Wang, W. (2022). Monkeypox: epidemiology, pathogenesis, treatment and prevention. Signal Transduction and Targeted Therapy, 7(1), 373. https://doi.org/10.1038/S41392-022-01215-4
Kemenkes. (2022). MONKEYPOX Frequently Asked Questions (FAQ). https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/download/wQz
Singhal, T., Kabra, S. K., & Lodha, R. (2022). Monkeypox: A Review. Indian Journal of Pediatrics, 89(10), 955. https://doi.org/10.1007/S12098-022-04348-0
WHO. (2024a). Mpox. https://www.who.int/health-topics/mpox#tab=tab_3
WHO. (2024b). Mpox. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mpox
No comments:
Post a Comment